KELAINAN,
TEKNOLOGI, DAN GAYA HIDUP SEHAT PADA SISTEM PENCERNAAN
A. KELAINAN
PADA SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Banyak
faktor yang dapat mengganggu sistem pencernaan pada manusia. Selain dapat
mengganggu sistem pencernaan ada juga kelainan pada sistem pencernaan. Kelainan
tersebut antara lain:
1.
Flatulens
Flatulens
adalah kondisi saluran pencernaan penuh dengan gas. Flatulens disebabkan karena
pemecahan makanan yang belum tercerna di kolon oleh bakteri dan juga karena
udara yang terbawa masuk. Gas dapat menyebabkan kembung, nyeri, dan sendawa.
2.
Sariawan
Sariawan dapat terjadi dengan diawalinya dengan
timbulnya luka kecil dalam rongga mulut. Bila tidak segera disembuhkan,
sariawan dapat mengganggu pencernaan makanan di dalam mulut. Pencegahannya
dilakukan dengan mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup.
3.
Tukak Lambung (Ulkus)
Mag adalah peradangan yang terjadi pada dinding
lambung. Hal tersebut disebabkan asam (HCl) yang dihasilkan lambung terlalu
banyak sehingga mengikis dinding lambung. Selain itu, penelitian terbaru juga
menunjukkan bahwa mulkus dapat disebabkan oleh bakteri.
4.
Gastroparesis
Gastroparesis adalah ketidak mampuan lambung untuk
mengosongkan ruangan. Hal ini terjadi dimana makanan yang berbentuk benda padat
tetap tertahan di perut/ lambung. Banyak yang dapat menyebabkan gastroparesis,
termasuk diantaranya penyakit yang tidak diketahui sebabnya, tapi penyebab yang
paling umum adalah diabetes mellitus. Pada beberapa pasien dengan gastropareis,
hanya cairan dan partikel berukuran lebih kecil dari 2 mm yang dapat disalurkan
atau dikeluarkan dari lambung, hal ini merupakan salah satu perkembangan
penting untuk pengembangan obat bagi penyakit ini.
5.
Gondongan
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu
penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang
menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang
sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian
bawah.
6.
Gastritis
Gastritis adalah radang pada lambung. Gastritis
disebabkan karena kecanduan alkohol, penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan
ibuprofen yang berkepanjangan atau infeksi bakteri. Gejala gastritis adalah
nyeri dan kembung.
7.
Akalasia
Merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan
peristaltik yang lemah dan tidak teratur, atau aperistaltis korpus esofagus.
Kegagalan sfingter esofagus bawah untuk berelaksi secara sempurna sewaktu
menelan. Akibatnya, makanan dan cairan tertimbun dalam esofagus bagian bawah
dan kemudian dikosongkan dengan lambat bila tekanan hidrostatik meningkat.
Korpus esofagus kehilangan tonusnya dan dapat sangat melebar.
8.
Karies
Karies dapat
terjadi dalam rongga mulut pada gigi yang tidak terawat. Karies terjadi karena
adanya penumpukan sisa makanan pada gigi yang difermentasikan oleh bakteri
menyebabkan lubang pada gigi.
9.
Kolik
Kolik adalah timbulnya rasa nyeri pada lambung akibat
salah cerna makan makanan yang merangsang lambung, seperti terlalu banyak makan
atau pengaruh alkohol dan cabai.
10. Diare
Diare merupakan gangguan yang disebabkan infeksi pada
kolon. Infeksi ini terjadi karena bakteri tertentu (misalnya E.coli,
V.cholerae, dan Aeromonas sp) melimpah jumlahnya. Hal tersebut mengganggu
proses penyerapan air sehingga feses keluar dalam bentuk cair. Penyebab diare
antara lain ansietas (stres), mengonsumsi makanan tertentu, atau organisme
perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya
air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.
11.
Pirosis (Nyeri Ulu Hati)
Pirosis dalah gejala penyakit esofagus yang sering
terjadi. Pirosis ditandai oleh sensasi panas, terbakar yang biasanya terasa di
epigastrium atas atau di belakang prosesus xipoideus dan menyebar ke atas.
Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh refluks asam lambung atau sekret empedu ke
dalam esofagus bagian bawah, keduanya sangat mengiritasi mukosa. Refluks yang
menetap disebabkan oleh inkompetensi sfingter esofagus bagian bawah dan dapat
terjadi dengan atau tanpa hernia hiatus atau esofogitis.
12.
Sembelit (Konstipasi)
Jika pada kasus diare air tidak terserap sempurna,
kasus sembelit terjadi sebaliknya, air justru terlalu banyak terserap. Gerak
peristaltik usus halus yang terlalu lambat juga dapat menjadi penyebabnya.
Semakin lama feses berada di dalam usus besar, semakin banyak air yang terserap
sehingga feses menjadi sangat keras dan sukar dikeluarkan. Mengkonsumsi makanan
yang kaya serat, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dapat mengurangi
gangguan ini. Serat tidak tercerna oleh tubuh kita dan cenderung mampu
menyimpan air dibandingkan jenis makanan yang lain.
13.
Radang Usus Buntu
(Appendicitis)
Radang usus buntu sering disebabkan oleh bakteri. Hal
ini dapat terjadi karena adanya penyumbatan usus buntu oleh tinja yang mengeras
atau zat-zat asing lainnya misalnya biji-bijian. Appendicitis dapat menyebabkan
usus buntu bengkak, membusuk, dan pecah.
14.
Dispepsia
Dispepsia disebut juga dengan salah cerna. Dispepsia
disebabkan oleh banyak faktor seperti fungsi pankreas atau empedu yang tidak
maksimal. Gejalanya berupa rasa penuh pada lambung baik sebelum dan sesudah
makan.
15.
Gastroenteritis (Flu Perut)
Gastroenteritis yaitu peradangan dari lambung, usus
kecil, dan usus besar. Viral gastroenteritis adalah infeksi yang disebabkan
oleh keragaman dari virus-virus yang berakibat pada muntah atau diare atau
kedua-duanya. Gastroenteritis seringkali disebut flu perut.
B.
TEKNOLOGI YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM PENCERNAAN
Ada beberapa
kelainan atau gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat diperiksa atau
diatasi dengan alat yang disebut dengan Endoskop. Endoskop merupakan alat yang digunakan
untuk memeriksa bagian atau organ dalam tubuh melalui celah atau bagian tubuh
yang diiris. Berikut ini beberapa nama atau macam-macam endoskop khusus yang
digunakan untuk memeriksa organ-organ tertentu. Endoskop dan kegunaannya:
1.
Feeding tube, adalah alat berupa selang untuk memberi
makan pasien / penderita melalui hidung, jika tidak memungkinkan karena suatu
hal.
2.
Gastroscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa
bagian organ yang ada dalam perut.
3.
Sigmoidoscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa
rongga belokan berbentuk S antara rektum dengan colon yang menurun.
4.
Stomach tube, adalah alat berbentuk selang yang
digunakan untuk mencuci perut, memberi obat-obatan atau untuk mengambil getah
lambung.
5.
Duodenoscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa
bagian duodenum ( usus duabelas jari, bagian sari usus halus ).
6.
Colonoscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa
bagian colon ( usus besar ).
7.
Rectal tube, adalah alat untuk membersihkan rectum
atau mengeluarkan gas-gas dari usus.
8.
Anoscope, adalah endoscop khusus untuk memeriksa
rongga saluran antara anus dan rektum ( anorektal ).
9.
Protoscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa
bagian anus / dubur.
C.
GAYA HIDUP SEHAT UNTUK MENGHINDARI PENYAKIT PADA
SISTEM PENCERNAAN
1.
Olahraga Secara Teratur
Olahraga,
sebagai bagian dari gaya hidup sehat, karena dapat membantu mencegah masalah
pencernaan. Sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Clinical
Gastroenterology and Hepatology, seperti yang dikutip situs askmen
menemukan, aktivitas fisik bisa mengurangi banyak gangguan pencernaan. Dalam
studi ini, para peneliti menemukan hubungan antara obesitas, kurang olahraga,
rasa sakit di perut, diare, dan gejala-gejala gangguan usus.
2.
Memperbanyak Minum Air
Air
berfungsi sebagai pelarut senyawa-senyawa liannya, membasahi makanan dalam
saluran pencernaan, membantu memecah mineral, vitamin dan nutrisi sehingga
mempermudah proses penyerapan, dan menjaga kecukupan air agar terhindar dari
masalah konstipasi.
3.
Mengonsumsi Serat Setiap
Hari
Serat tidak
hanya berfungsi mencegah gangguan pencernaan tetapi juga penting bagi kesehatan
tubuh secara umum. Kita dianjurkan untuk mengonsumsi serat sebanyak 10-15 gram
sehari. Kita dapat menambah asupan serat dengan menambah konsumsi sayur, buah,
sereal whole grain, serta kacang-kacangan yang kaya akan serat.
4.
Jangan Lupa Mengunyah
Mengunyah
merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan, tapi seringkali
dilupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah makanan, tetapi juga memberi
sinyal pada kelenjar saliva, lambung, dan usus halus untuk mulai melepaskan
enzim-enzim pencernaan.
5.
Makan Secukupnya
Tubuh hanya
mempunyai sejumlah enzim pencernaan yang mungkin saja tidak cukup untuk
mencerna tambahan makanan. Selain itu, porsi makan besar berarti lambung harus
memproduksi lebih banyak asam untuk membantu mencerna makanan. Hal ini akan
meningkatkan kemungkinan mengalami gangguan pencernaan. Oleh karena, itu
sebaiknya kita makan dengan secukupnya saja.
6.
Menghindari Stres
Stres juga
dapat berpengaruh buruk terhadap sistem pencernaan. Tubuh akan merespon stres
dengan cara mengurangi aliran darah ke perut dan menurunkan produksi
enzim-enzim pencernaan, serta memperlambat proses pencernaan. Akibatnya, anda
akan merasa perut kembung dan juga memicu konstipasi.
Referensi
Suwarno. 2009. BSE. Jakarta: PT Sunda kelapa pustaka.
0 komentar:
Posting Komentar