KANKER
SERVIKS
A.
DEVINISI
Kanker serviks adalah penyakit kanker
yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita
yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan
liang senggama wanita (vagina). Kanker serviks terbentuk sangat perlahan.
Pertama, beberapa sel berubah dari normal menjadi sel-sel pra-kanker dan
kemudian menjadi sel kanker. Ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi
kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan ini sering disebut displasia.
Kanker
ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. HPV adalah virus penyebab
kutil genetalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Virus ini
terdiri dari berbagai macam tipe. Namun terdapat dua tipe yang paling
membahayakan, yaitu HPV tipe 16 dan HPV tipe 18.
B.
PENYEBAB
Banyak
faktor yang dapat menjadi penyebab penyakit kanker serviks dapat terjadi,
yaitu:
ü Hubungan
seks usia muda
ü Hubungan
seks multi-patner
ü Hamil/
melahirkan di usia muda
ü Suami
tidak disunat
ü Penyakit
kelamin (h. Simplex, vi. Papiloma)
ü Kurangnya
kebersihan alat kelamin (baik pria/wanita)
ü Sosek
rendah (makanan kurang gizi, pengetahuan & perilaku)
ü Mempunyai
banyak anak
C.
ORANG YANG DAPAT TERKENA
Banyak
orang yang dapat terjangkit penyakit ini, namun penyakit ini akan lebih cepat
menyerang pada:
Ø Seorang
perokok. Joakam Dillner, M.D melakukan
penelitian di Karolinska Institute (Swedia) yaitu, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke
dalam darah melalui asap rokok meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical
neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim.
Ø Perempuan
usia 35-50 tahun, terutama yang telah aktif seksual sejak usia 16 tahun.
Hubungan seksual pada usia dini dapat meningkatkan risiko terserang kanker
leher rahim sebesar dua kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan
seksual setelah usia 20 tahun.
Ø Orang
yang memiliki banyak lawan seksual, maka kian meningkat pula risiko terjadinya
kanker leher rahim.
Ø Jumlah
kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher
rahim.
Ø Orang
yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear
abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV.
Ø Orang
yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari
bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga mudah
terinfeksi.
D.
GEJALA DAN TANDA TERJANGKIT KANKER
SERVIKS
Tanda
dan Gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan ditemukannya
sel-sel abnormal di bagian bawah serviks yang dapat dideteksi melalui tes Pap
Smear, atau yang baru-baru ini disosialisasikan yaitu dengan Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat. Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Pada akhirnya gejala yang ditimbulkan adalah keputihan, perdarahan paska sanggama, dan pengeluaran cairan encer dari vagina.
Lalu jika sudah menjadi invasif akan ditemukan gejala seperti perdarahan
spontan, perdarahan paska sanggama, keluarnya cairan (keputihan) dan rasa tak
nyaman saat melakukan hubungan seksual.
E.
CARA MENDETEKSI TERKENA KANKER SERVIKS
Cara
mendeteksi apabila seseorang terkena kanker serviks dapat di lakukan dengan
cara:
a. Pap smear adalah metode
pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun, pap smear
bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini.
Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
b. Menggunakan
asam asetat (cuka) adalah cara mendeteksi yang relatif lebih mudah dan lebih
murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik
pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi
Hybrid Capture II System (HCII).
F.
PENULARAN KANKER SERVIKS
Penularan
virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan
berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara
transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun
secara manual ke genital.
Karenanya,
penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh
mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus
ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.
G.
PENGOBATAN DAN PENCEGAHANNYA
Pengobatan
kanker mulut rahim ditentukan oleh berat ringan penyakit atau stadium. Umumnya
pada stadium awal tindakan operasi menjadi pilihan pertama. Pilihan modalitas pengobatan
lain seperti penyinaran dan pemberian sitostatika (kemoterapi) dilakukan pada
kasus yang lanjut atau khusus. Ada juga tindakan pengobatan berupa gabungan
yang terdiri dari operasi dan radiasi; operasi dan kemoterapi; radiasi dan
kemoterapi; atau operasi, radiasi dan kemoterapi.
Upaya
pencegahan kanker serviks merupakan langkah yang mesti dilakukan. Cara yang
bisa dilakukan dalam rangka menurunkan faktor resiko seperti mencegah hubungan seksual pada usia dini,
faktor pada pria, jumlah pasangan seks, dan kebiasaan merokok. Pencegahan ini
bertujuan menghilangkan resiko perilaku seksual yang meningkatkan paparan
terhadap virus papiloma manusia.
Hal lain
yang bisa dilakukan adalah memperbanyak mengkonsumsi sayuran berwarna hijau tua
dan kuning yaitu yang banyak mengandung
beta karoten, vitamin C
dan vitamin E. Serta vaksinasi
terhadap virus papiloma yang bertujuan mencegah dan pengobatan terhadap infeksi
virus. Vaksin ini terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18
yang telah menyebabkan 70% seluruh kanker serviks. Selain itu, yang penting
juga untuk dilakukan adalah segera lakukan Pap Smear atau hindari
menjadi perokok pasif.
DAFTAR
PUSTAKA
1 komentar:
FOLLOW BLOG Q KAWAN enilis.blogspot.com
Posting Komentar